Believe – Part 7

Believe-Cover

 

Believe

 

Hyera22 Storyline

 

Starring by

Oh Sehun—Jessica Jung

Special Apperance

Kim Yejin—Oh Hyera

Support-ing cast by

Found them

Rating

PG+15

Length

[7 of 8]

Genre

Romance—Married Life—Angst

Warning

Typo’s, weird, the plot is forced, and other.

Disclaimer

The plot is mine Apperance’s belong to the god. If you don’t like with the main cast, go away~ and siders? Go away~ and keep RCL okay?

Note

Moga puas aja lah ._.

Lastest

Believe [1] | Believe [2] | Believe [3] | Believe [4] | Believe [5] | Believe [6]

 

Enjoy~!!

 

Jangan terlalu jauh melangkah meninggalkannya, karena ketika kau ingin kembali ke tempat yang sama belum tentu dia masih di tempat itu. Cinta itu tidak selamanya bisa menunggu, terlebih kau sudah menyakitinya terlalu banyak..

 

_______________________

 

Sehun—lelaki itu—mengerjapkan matanya, pertanda sebentar lagi akan sadar dari tidurnya. Saat ia akan merenggangkan otot-ototnya yang kaku, kegiatannya tersebut harus terhenti saat di dengarnya suara isak tangis perempuan.

Dengan segera di tolehkannya kepalanya ke sumber suara tersebut.

Betapa terkejutnya dirinya saat dilihatnya sosok perempuan yang amat sangat dikenalnya tengah duduk meringkuk seraya menangis dengan selimut tebal berwarna putih menutupi tubuh polosnya.

Tubuh…polosnya?

Sehun terkesiap saat mendapati dirinya juga sama seperti perempuan itu. Tak dilindungi sehelai benang pun. Polos.

Tiba-tiba saja, rasa pusing itu menyergap kepalanya. Ia tidak mengingat sedikit pun tentang tadi malam yang dilewatinya bersama perempuan cantik bernama Yejin ini.

Tapi, ia yakin. Telah terjadi sesuatu yang seharusnya tak boleh terjadi diantara mereka berdua. Terbukti dengan keadaan mereka sekarang dan keadaan kamar perempuan itu yang sangat berantakan dan pakaian-pakaian yang mereka kenakan semalam berceceran dimana-mana.

“Y-Yejin?”

Setelah sekian menit berdiam diri, akhirnya lelaki itu mampu mengeluarkan suaranya. Membuat perempuan itu dengan perlahan mendongakkan kepalanya. Menampilkan wajah basahnya dan mata sembabnya. Membuat Sehun tidak tahan melihat airmata itu.

“Apa yang kau lakukan terhadapku, Sehunnie-ya?”

Perempuan itu—Yejin—bertanya dengan lirih. Membuat Sehun merasa seperti dibunuh dengan perlahan. Menyesakkan.

 

“Kau menghancurkanku…”

Sehun menggelengkan kepalanya. Ia bersumpah, ia tidak pernah merasa melakukan apapun terhadap perempuan ini. Namun, percuma dengan sumpahnya itu. Karena dia memang telah melakukan sesuatu terhadap Yejin.

“Aku memang mencintaimu. Tapi bukan berarti kau bisa melakukan apa saja terhadapku!”

Perempuan itu memekik. Berteriak memarahi Sehun dengan airmata yang terus mengalir, menganak sungai dipipi tirusnya.

“Kau masih sepenuhnya milik istrimu…”

Hati Sehun mencelos. Istrinya. Ya, bagaimana kalau istrinya mengatahui hal ini?

“Kau harus bertanggung jawab! Kau harus ceraikan istrimu dan nikahi aku!”

Sehun menggelengkan kepalanya, “A-aku tidak bisa. Maaf. Aku pulang.”

Sehun lantas meraih pakaiannya yang berceceran di lantai lalu memakainya dan melangkah pergi meninggalkan sosok Yejin sendirian.

Perempuan itu kembali terisak. Menangis meraung-raung melihat punggung lelaki itu yang kini menghilang dari pandangannya. Pergi meninggalkannya seorang diri di dalam kamar apartemen-nya.

 

________________________

 

Sehun—lelaki itu—membuka dengan perlahan pintu utama rumahnya, agar tidak menimbulkan bunyi yang terlalu berisik. Kemudian, dengan perlahan melangkah masuk. Sedikit heran saat melihat pintu yang tak dikunci.

Ia lantas berangsur melangkah kearah dapur, kemudian membuka lemari pendingin dan mengambil sebotol air mineral. Tenggorokannya terasa sangat kering sekarang. Dan kini, isi botol itu sudah berpindah setengah ke perut lelaki itu.

Sehun menatap heran rumahnya. Apakah Sooyeon masih tidur?—pikirnya.

Tak sengaja, kedua pandangannya terarah kepada bak sampah yang sudah terisi penuh dengan banyak makanan. Sampah ini tidak layak dikatakan sebagai sisa karena jumlahnya yang masih banyak itu. Seperti belum disentuh sama sekali.

Saat ia akan melangkahkan kakinya menuju kamar mereka, dering ponselnya menginstrupsi kegiatannya. Ia lantas merogoh saku celananya dan menatap siapa yang menghubunginya sepagi ini. Cukup heran saat melihat nama adiknya yang tertera di layar.

Yoboseo?”

“Hei! Bagaimana kejutan tadi malam? Makanannya enak tidak? Kau tahu, Sooyeon eonnie dan aku kemarin sore telah berusaha membuat makanan itu seenak mungkin! Awas saja kau mengomentari masakan kami tidak enak dan bisa berpotensi menyebabkan kematian!”

Sehun terkekeh pelan mendengarnya, tapi kemudian ia tersadar. Kejutan tadi malam? Makanan? Ia lantas dengan segera menolehkan kepalanya kembali ke bak sampah itu dan menatap isinya. Jadi, Sooyeon berniat ingin mengajaknya makan malam?

“Lagipula sebenarnya itu hampir masakanku semua, karena aku takkan mungkin tega membiarkan kakak iparku yang tengah hamil muda itu kelelahan. Bisa-bisa eomma menjadikan aku sansak permainan Taeha oppa. Brr! Mengerikan!”

Perempuan diseberang sana terus mengoceh panjang lebar, sementara Sehun hanya diam. “Tumben sekali kau tidak tegaan. Biasanya kan kau paling kejam diantara kita bertiga. Dan apa kau bilang tadi? Karena kau takkan mungkin tega membiarkan kakak iparmu yang tengah ham—“

Tiba-tiba saja kata-kata itu menghilang setelah Sehun menyadari sesuatu. Hamil? Jadi.. ini sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Sooyeon kemarin malam? Kejutan makan malam ini, makanan enak ini dan inti dari kejutan itu? Dan ia melewatkannya begitu saja?

“Ya, hamil muda! Aa~ kau pasti senang sekali ya mendengarnya? Ah, sayang sekali sebenarnya. Aku masih terlalu muda dan masih terlalu imut untuk dipanggil ‘ahjumma’ tapi biar bagaimanapun aku tetap tak sabar menantikan kelahiran keponakanku! Oh ya, aku ingin bertanya serius denganmu.”

Tiba-tiba saja, nada ceria perempuan itu berubah menjadi nada serius. Nada yang sangat jarang sekali terdengar dari sepasang bibir perempuan itu. Membuat Sehun memasang telinganya dengan baik-baik.

“Sooyeon eonnie pernah bertanya denganku tentang Yejin. Dan tadi pagi, aku bertemu dengan Yejin eonnie. Kau… sering bertemu dengan Yejin eonnie? Kuharap ia hanyalah seberkas masa lalumu, karena kau akan menjadi  ayah sebentar lagi.”

Sehun tercekat, ia seakan merasa lupa bagaimana caranya bernafas saat mendengar ucapan adiknya yang menohok dan tepat terkena hatinya. Ia akan menjadi ayah sebentar lagi. Seharusnya… kalimat itu adalah kalimat yang paling membahagiakan untuknya, tapi kenapa ini sangat menyesakkan?

Dan… Sooyeon kenal Yejin? Bagaimana bisa? Dan sekarang, otak lelaki itu mulai berpikir bagaimana caranya mengatakan pada Sooyeon dan juga adiknya bahwa dirinya baru saja melakukan hal terlarang kepada Yejin.

Hyera-ya­, sebenarnya aku…”

Tenggorokkannya terasa sangat sulit sekali untuk memberitahukan kebodohannya itu kepada orang yang sangat dipercayainya—adiknya.

“Apa? Jangan bilang kalau kau masih mencintai Yejin eonnie!”

Sehun menelan air liurnya dengan susah payah. Ia belum siap mendapatkan tanggapan Hyera tentang kebodohannya. Ia masih ingat betul bagaimana marahnya Hyera saat mendengar ia menceritakan tentang Ahreum dimasa yang lalu.

“Kau bodoh! Kau mencintainya tapi kau menyakitinya, kau memerlukannya tapi kau mengabaikannya, dan kau menahannya tapi kau menyiksanya! Oh Sehun, dengar ya. Kau melangkah ke jalan yang salah terlalu jauh. Dan saat kau ingin kembali lagi ke jalan semula, belum tentu Sooyeon eonnie masih ada di tempat yang sama! Cinta… tidak selamanya bisa menunggu, Oh Sehun!”

Ucapan Hyera dimasa lampau berhasil menamparnya dengan sangat kuat. Benar, jika ia mencintai Sooyeon tak seharusnya ia menyakitinya. Ia memerlukannya—Sooyeon—untuk  hidupnya tapi ia justru mengabaikannya dan memperhatikan Yejin—cinta pertamanya. Ia menahan Sooyeon untuk terus berada disisinya, tapi dirinya justru menyiksa perempuan itu. Dan kini, ia sungguh menyadari bahwa dirinya sudah sangat keterlaluan.

Sehun oppa? Kau masih disana? Hei, kau membuang-buang pulsaku dengan percuma namanya! Sudahlah, nanti sore aku akan kesana lagi. Taeha oppa sudah berteriak dari tadi karena meminta bantuanku. Sampaikan salamku pada Sooyeon eonnie ya!”

Sambungan hubungan itu terputus. Pikirannya bercabang. Istrinya tengah hamil muda dan ia tidak tahu itu. Dan kini, ia tengah dihadapkan masalah dengan kedatangan Yejin kembali ke dalam hidupnya. Masalah baru yang baru saja di buatnya.

Meniduri perempuan itu.

Sehun lantas menatap lirih makanan yang dibuang dengan percuma itu.

Seharusnya kau memintaku agar lekas pulang, Sooyeon-ah. Seharusnya kau meminta padaku dengan tegas bahwa kau memerlukanku dan kejadian ini… takkan pernah terjadi…

Sehun lantas melangkahkan kakinya dengan pelan menuju kamar mereka—Sehun dan Sooyeon. Dan dapat dilihatnya, seorang perempuan yang telah dikhianatinya tengah terlelap masih menggunakan mini dress berwarna peach.

Ia… sungguh merasa rendah saat melihat paras cantik perempuan itu. Rasa bersalah langsung menyergap dirinya, mendorongnya ke dalam sumur dosa yang sangat dalam.

Tuhan… silakan bunuh saja manusia brengsek sepertiku ini.

 

________________________

 

Sehun menatap teh hangatnya, kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke arah jarum jam yang terus berjalan. Suara derap langkah kaki membuatnya menolehkan kepalanya. Ia tersenyum kecil saat melihat orang yang ditunggu-tunggunya akhirnya datang juga.

Perempuan itu menjatuhkan dirinya ke sofa tepat samping tubuh kakaknya. Kemudian menatap sekeliling, mencari keberadaan sosok Sooyeon—kakak iparnya.

“Ia masih tidur,”

Seolah mengerti apa yang tengah dicari oleh adik bungsunya itu. Sehun lantas berujar memberitahukan kemana Sooyeon. Sudut bibir perempuan itu tertarik keatas.

“Masih tidur ya? Memangnya kalian habis melakukan apa saja hingga Sooyeon eonnie sangat kelelahan? Ah, kau menyuruhku datang kesini hanya ingin pamer bahwa kalian baru saja melakukan—“

“Aku meniduri Yejin.”

Ucapan perempuan itu seketika hilang entah kemana. Otaknya dengan sangat tiba-tiba kesulitan mencari kata-kata yang tepat saat mendengar ucapan kakaknya tersebut. Ia menatap Sehun dengan tatapan tak percayanya.

“M-maksudmu?”

“Malam tadi… aku tidak datang. Dan aku tidak tahu kalau kalian berdua menyiapkan kejutan untukku karena kehamilan Sooyeon. Malam tadi, aku berada di apartemen Yejin.”

Cepat atau lambat, Hyera—perempuan itu—pasti akan  tahu apa yang dirahasiakan kakaknya. Jadi, Sehun memutuskan untuk menceritakan semuanya. Karena, jujur saja. Ia sudah terlalu lelah memikul bebannya sendirian dan ia membutuhkan seseorang untuk membantunya. Dan satu-satunya yang ia percayainya hanyalah adiknya. Oh Hyera.

Terlihat guratan tak percaya dan kesal di wajah Hyera. Perempuan itu menatap Sehun seraya menggelengkan kepalanya.

“Dan aku menidurinya.”

“Kau… jadi.. maksudmu, kau membiarkan Sooyeon eonnie menunggu kehadiranmu sementara kau bersenang-senang dengan masa lalumu!?”

Suara Hyera meninggi, menandakan bahwa dirinya tengah marah. Ia sungguh sangat kecewa dengan tindakan bodoh kakaknya tersebut.

Sehun menundukkan kepalanya.

“Kau… sebentar lagi kau akan menjadi ayah, bodoh! Dan kau… justru meniduri perempuan lain? Dimana akal sehatmu, Oh Sehun? Dimana!?”

Airmata perempuan itu menetes. Menandakan ia sungguh sangat marah dengan kakaknya.

Bruk!

Sebuah suara berhasil membuat mereka—Sehun dan Hyera—menolehkan kepala mereka. Dan betapa terkejutnya mereka saat melihat sosok Sooyeon tengah berdiri mematung. Perempuan itu… mendengarnya, ia mendengar semua apa yang tengah dibicarakan oleh kedua kakak-beradik itu.

“S-Sooyeon eonnie..”

Sooyeon memaksakan senyumnya. Kemudian berpura-pura tidak mendengar obrolan kedua kakak-beradik itu. Berlagak seolah-olah tak tahu apa-apa.

“Hyera? Kau disini? Ah, Sehun. Kau sudah sarapan? Ayo kita sarapan bersama.”

Sehun menunduk dalam. Ia tahu, kalau Sooyeon pasti mendengar semuanya. Tapi perempuan itu justru berpura-pura tidak tahu dan masih berbuat baik padanya yang jelas-jelas sudah mengkhianatinya.

Hyera menggigit bibir bagian bawahnya. Bodoh jika ia tidak tahu bahwa kakak iparnya saat ini tengah menahan tangisnya. “Ah, apakah aku mengganggu kalian? Lanjutkan saja obrolan kalian dan aku akan membuatkan sarapan untuk kita.”

Perempuan itu melangkah pergi menuju dapur. Meninggalkan kembali kedua bersaudara itu. Hyera menatap Sehun—kakaknya—dengan tajam.

“Jika aku yang menjadi Sooyeon eonnie sudah kupastikan kau akan mati ditanganku atau paling tidak meminta cerai pada suami bodoh sepertimu!”

Hyera benar. Tak seharusnya Sooyeon bersikap baik dengannya, membuat dirinya semakin dihantui rasa bersalah karena telah mengkhianati orang yang mencintainya dengan tulus. Sehun akan lebih senang saat Sooyeon berjalan menghampirinya lalu menamparnya, bukan berbuat baik seperti ini. Dan mungkin, Sehun akan sangat berterimakasih jika Sooyeon bersikap seperti apa yang diucapkan Hyera. Membunuhnya atau meminta cerai padanya. Karena, setidaknya itu akan mengurangi rasa bersalahnya walaupun ia takkan rela berpisah dengan Sooyeon.

Kau menahannya tapi kau menyiksanya!

“Dia… dia terlalu baik untuk ukuran lelaki bejat sepertimu! Seharusnya, kau tidak melakukan ini kepadanya. Apa salahnya padamu hingga kau tega menyakitinya seperti ini? Apa yang membuatmu berpaling dari Sooyeon eonnie? Sadarlah! Yejin eonnie memilih meninggalkanmu untuk lelaki lain! Sadarlah, bahwa dia hanya masa lalumu! Kenapa kau tidak bisa pernah sadar hah!? Kenapa kau tidak pernah belajar dari kesalahan masa lalu, hah!? Jika Ahreum mendengar ini, ia pasti sangat menyesal karena telah mencintai lelaki bejat sepertimu! Jika kedua orangtua Sooyeon eonnie mendengar ini, ia pasti sangat menyesal karena telah membiarkan anaknya menikah dengan lelaki bejat sepertimu! Aku kecewa denganmu! Sangat kecewa!”

Bahu lelaki itu bergetar. Pertanda ia tengah menangis saat ini. Ucapan adiknya itu benar apa adanya. Ia adalah lelaki bejat di dunia. Dan Sooyeon terlalu sempurna untuk menjadi pendampingnya.

“Aku pulang!”

Perempuan itu lantas beranjak pergi meninggalkan rumah kakaknya dengan menangis. Meninggalkan Sehun sendirian di ruang tengah itu.

Prang!

Suara benda pecah itu membuat Sehun membulatkan matanya. “Sooyeon!”

Lelaki itu lantas berlari menuju dapur, asal suara pecahan itu berasal. Dan kini, dilihatnya sosok istrinya tengah memunguti pecahan-pecahan piring. Ia berjongkok, menyesuaikan tingginya dengan perempuan itu.

“Sehun-ah?”

Dapat Sehun lihat, airmata yang mengering di pipi tirus perempuan itu.

“Hyera benar, aku terlalu hina untuk disandingkan dengan perempuan sebaik dirimu.”

Sooyeon kembali meneteskan airmatanya, dan detik berikutnya. Sehun menarik tubuh mungil itu kedalam dekapannya. “Tapi aku akan terlalu munafik jika aku tidak menahanmu disisiku. Aku memerlukanmu..”

Apakah cinta itu hanya menyakiti saja?

Sooyeon terisak di dada bidang suaminya. Sesak saat mendengar kenyataan suaminya meniduri perempuan lain, namun juga lega saat mendengar suaminya begitu mencintainya.

Kau selalu membuatku untuk tidak bisa membencimu.

 

_________________________

 

Perempuan itu—Yejin—nampak mencengkram dengan erat stir mobilnya. Lelehan-lelehan airmata masih terlihat jelas di wajahnya. Ia menyalakan mobilnya saat melihat seorang perempuan cantik baru saja keluar dari sebuah mini market bersama dengan sosok yang dikenalnya. Hyera dan juga Sehunnya.

Ia menyeringai saat melihat sosok lelaki tampan nan jangkung yang nampak berjalan lebih dulu daripada kedua perempuan itu. Membawa bungkusan besar ditangannya. Tiba-tiba saja, ia teringat akan ucapan Hyera kepadanya beberapa hari yang lalu.

“Yejin eonnie, apakah eonnie masih mencintai Sehun oppa? Jika iya, kuharap kau bisa melupakannya. Karena, Sehun oppa sudah bahagia dengan kehidupannya yang sudah lengkap. Ditambah sebentar lagi, ia akan menjadi seorang ayah. Kumohon, eonnie mengerti.”

“Jika anakku tidak bisa memiliki ayah, maka anak perempuan itu juga tidak bisa memiliki ayah. Bukankah itu terdengar lebih adil?”

Perempuan itu lantas menstater mobilnya, kemudian menginjak pedal gas mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Ia memejamkan matanya, terasa sangat berat harus membunuh pujaan hati sendiri. Tapi setan di dalam hatinya terus membisikinya.

Lakukan itu… dan kau akan bahagia, Yejin-ah..

“Selamat tinggal, Sehunnie-ya.”

 

_________________________

Kedua pasangan suami-istri baru saja membeli beberapa bahan-bahan masakan yang diperlukan, ditemani oleh adik perempuan mereka.

Sehun—lelaki itu—nampak menenteng bungkusan besar yang berisikan belanjaan-belanjaan mereka. Lelaki itu tersenyum kecil saat melihat sosok perempuan yang berstatus istrinya itu. Ia merasa senang saat semuanya bisa kembali seperti semula.

Saat ia akan menyeberangi jalanan ini—menuju mobilnya terparkir, tiba-tiba saja pekikan istri dan adik perempuannya menghujam telinganya. Dan detik berikutnya, ia merasakan sakit yang luar biasa di kepala dan punggungnya.

Ia membuka matanya pelan, tapi pekikan keras milik adiknya itu membuatnya memaksakan diri untuk bangkit dan melihat apa yang terjadi.

“Sooyeon eonnie!”

Sehun terperangah, ia lantas menghampiri sosok istrinya yang sudah tergeletak dan berada di pangkuan Hyera. Ia merasakan kesulitan bernafas saat melihat darah mengucur deras dari kepala dan juga…selangkangan perempuan itu.

Ia lantas menerobos masuk kerumunan manusia yang mengelilingi tubuh istrinya tanpa berpikir atau berinisiatif untuk menghubungi Rumah Sakit.

“Soo-sooyeon..”

Sehun menggumam pelan seraya menggenggam erat tangan sang istri. Sooyeon tersenyum samar melihat Sehun baik-baik saja. “K-kau tidak apa-apa?”

Sehun menahan airmatanya. Bodoh, karena sempat-sempatnya istrinya memikirkan keadaannya padahal dirinya yang terluka parah.

“Hyera-ya, cepat hubungi Rumah Sakit!”

“Ini sedang aku lakukan!”

Dapat Sehun lihat, istrinya menggelengkan kepalanya pelan. “T-tidak perlu, per-percuma Se-hun-ah..”

Aimata lelaki itu menetes, ia memejamkan matanya seraya menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba saja, ia teringat akan mobil yang hendak menabrak dirinya dan justru menabrak istrinya. Mobil sedan berwarna hitam dengan plat yang sangat dihapalnya.

Yejin

Hatinya nampak mengeluarkan sumpah serapah seperti ‘sialan’ ‘brengsek’ dan lainnya saat menyadari itu memang Yejin. Yejin—cinta pertamanya—yang menyebabkan istrinya seperti ini.

“Kenapa kau melakukan ini, Sooyeon-ah? Seharusnya kau biarkan saja aku yang ditabrak.”

Sooyeon menggeleng lemah, kemudian perempuan itu dengan susah payah mengangkat tangannya. Menyentuh dengan lembut pipi tirus lelaki itu.

“K-karena… a-aku mencintaimu.”

“H-hiduplah dengan baik. Sehun-ah..”

Sehun menggelengkan kepalanya saat tenaga perempuan itu mulai melemah dan memejamkan matanya. “Sooyeon! Jangan tinggalkan aku! Sooyeon!”

Ia berteriak seraya memeluk raga tanpa nyawa itu. Menangis sekeras mungkin tanpa memperdulikan sekitarnya lagi. Dan dapat dirasakannya pundaknya ditepuk pelan.

“Sooyeon eonnie sudah pergi…”

“Tidak Sooyeon! Bangunlah sayang! Jangan tinggalkan aku!”

Hyera yang menyaksikan itu hanya mampu meneteskan airmatanya. Tiba-tiba saja, Sehun seperti mendengar suara Sooyeon yang memanggil namanya pelan.

“Sehun…”

Apalagi sekarang? Kenapa takdir senang sekali mempermainkan kehidupan seorang Oh Sehun?

“Sehun-ah..”

Suara lemah itu mengguncang hatinya. “Sehun-ah…”

 

_______________________

 

TO BE CONTINUE

Ok, ini part adalah part yang paling ribet paling rusuh -_-
Maaf kalau kalian bingung, karena membuat orang bingung itu sekarang ini menjadi hobi ku ._.
Satu part lagi menuju ending~ dan aku protect. Dan di next part akan menceritakan bagaimana kelanjutan tentang kehidupan Sehun. Dan maaf, Chanyeol sama Seohyun ngga nongol ._. mungkin di ending kedua pasangan itu nongol. Mungkin ya ._.

Dan maaf pula, bukannya fluff malah comedy gini aku bikinnya xD
wkwk, semoga ngga ada yang kecewa ya ._.
Dan saatnya meninggalkan komentar! /todong sedotan/?

48 pemikiran pada “Believe – Part 7

  1. Part ini bikin nyesek banget 😦
    Aku setuju banget sama apa yg dikatain sama Hyera
    Sumpah aku sampai nangis pas baca bagian Sooyeon kecelakaan (º̩̩́Дº̩̩̀ )

    Aku serasa mau nyekik si yejin Щ(ºДºщ)
    Pasti dia yg nyebak Sehun !
    Sicanya kenapa meninggal 😦 harusnya yejin aja atau lebih baik Sehun -,-

  2. Sooyeon meninggal? ;A;
    OTIDAKKKK TT
    Yejin Arghhhhhhh-__-
    chapter ini yaampun 😦
    Semoga Sooyeon selamattttt /\
    Ditunggu kelanjutannya secepatnya ya thor! 😀
    oiya satu lagi’-‘v kalo di protect
    jangan lupa kasih saya pw:)))v

  3. aaa~ nyesek banget…!! sehun knapa tega banget sih ngelakuin itu sma yejin..!! apa dia gk mikirin sica..??!! OH GOD…!!! sooyeon jga kcelakaan..!! sooyeon memang trlalu baik…!!! dan trlebih lgi si yejin yg super evil itu yg ngelakuin hal yg bikin nae darah tinggi .., enak bnget nabrak” orng..!! isshhh, mnta nae bunuh tuh orng…!!!
    ditunggu klanjutanny thour.., smangat ne.., oh iya mnta PWny dong buat chapter berikutny ne.., ^_^ krim k email ak saifasabila@gmail.com atw k twitter (udh bkin twitter) @deer_luney gomawo ^^

  4. Aaaa jangan, sooyeon unnie jangan meninggal please 😥 ngga rela ;;_;; yejin! Iih kesel banget sama dia. Gangguin hidup orang aja! Kenapa ngga yejin aja yang meninggal hiks 😦 thor bikin sooyeon unnie selamat, trus hidup bahagia lagi sama sehun yaa 😥

  5. Keren thor^^ Aaa sehun jahat u,u jadi kesel sama sehun udah punya istri malah main sama cewe lain yejin kenapa malah balik lagi sih u.u yejinnya jahat banget dah nabrak jessi, sooyeon nya jangan mati dong thor T.T

  6. Huaaaaaaa… Sehun bener-bener brengsek! Kalau Tuhan nggak mau ngebunuh kamu, biar aq aja. Sini aq tabok pake palu T^T), sekalian biar kamu bisa nyusul sica sama anak kalian.
    Kenapa sih sehun jadi pria bejat, brengsek dan nggak tau diri gini. Gara-gara dia juga sica jadi meninggal. Padahal kurang apalagi coba, yeoja sebaik, secantik dan sesempurna sica.

    Kalo tau gini, mending jessica nggak usah ketemu lagi sama sehun. Nikah sama chanyeol, aq yakin yeol nggak seperti sehun. Mungkin.
    Gimana endingnya nanti, gimana nasib sehun. Apa dia gila, atau dia mati juga, atau malah hidup bahagia?! Uhuhuhu

    Makasi chinguuu atas ff yang selalu bisa menghibur dan mengaduk-aduk emosi pembaca(?). Semoga bisa terus berkarya dan selalu mendapatkan ide-ide untuk menulis ff. Oia Chingu, nanti bikin ff hunsica yang temanya school life doonk^^. Pengen sica pake seragam gitu, dan pengen juga sica punya karakter cewek kuat. Kuat secara fisik dan mental, jago bela diri, nggak cengeng, agak liar sedikit bolehlah. Hehehe…

  7. Ini part pling nyesek….aq bkn nangs thor..tp mw bejek2 si sehun ama yejin jd pergedel..#kbwaemosi…itu yg trkhir..bnran kclkaan atw sehun mimpi thor???
    Klw d protect..mnta pw ya thor…
    Tp aq mw nanya…ff qmu emg rta2 pndek2 ya crta nya??

  8. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa sehun jahat bangeeeettt!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! >.<
    pen rasanya ngebunuh tuh yejin!!! si sehun bodoh/? banget sih jadi cowok -_- bisanya nyakitin jessica mulu!!
    yejin hamil? anak siapa? sehun??? O.O
    lho kok jessie meninggal?????? kamu sukses buat aku nangis baca ini cerita thor!! 😥
    Jessica nya dihidupin/? lagi dong thooorr!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ;-;
    ga sabar nungguin chapter 8 nya. Semoga ada kejaiban buat Jessica sama Sehun /.\
    aamiiiinn/? :3

  9. IH dasar hyejin!! Tapi awalanya ini salah sehun kan. Gaktau pokoknya sehun harus dihukum. Jessica harus sadar huhu trs hilang ingatan trs nemu namja baru dan lupain sehun *ngaco* hehehe ditunggu next partnyaa

  10. 😥 Nyesek banget bacanya
    oya annyeog aku baru disini unnie jadi boleh ga aku minta pw believe part 2 dan 3 nanti setelah itu aku coment deh ya unnie, sama minta pw my pervert hurband dan fist night kayanya seru tu ff
    kalau mau kirim kenomorku aja unnie soalnya kalau lewat sosial media aku paling males buka apalagi email aku ga ngerti cara gunanya-_- #koplak
    ni nomorku 081255564083
    Jangan lupa kirim ya unnie aku suka banget sama ff kamu terutamanya ini
    keep writing sama ff yang lain unnie
    salam kenal ne !

  11. lanjut min ..
    maaf baru bisa coment di part 7 , soal nya dari part 1 sampe 6 setiap mau coment gak bisa terus , baru di part 7 bisanya , di part sebelum sebelumnya setiap coment selalu di tolak gak tau kenapa -_-
    cerita nya bagus min , tapi jessica nya jangan mati dong min 😦
    oh iya ntar kalau emang di protect aku minta pass nya ya min 🙂
    semangat min ,sering sering ya bikin ff hunsica , satu lagi min , part ini bener bener bikin aku nangis 😦 (y)

  12. Ping balik: Believe – Part 8 [Last Chapter] | Hyera's World

  13. Nah kan.. aku mewek baca part ini -_,- /lap ingus
    Itu Jessica meninggal??? Enggak kan??? Jessica gak boleh meninggal!!!
    Part ini part paling bikin nyesek hiks ;_;

What Do You Think?